Wisata Toraja

Di tempat ini, wisatawan akan dengan mudah menyaksikan tumpukan tulang-belulang dan tengkorak manusia yang disimpan dalam sebuah wadah. Wadah penyimpanan tulang-belulang ini menyerupai sampan atau perahu.
Selain tumpukan tulang-belulang, beberapa kuburan ‘megah’ milik para bangsawan dengan desain yang cukup unik juga dapat dijumpai di tempat ini. Puluhan bahkan ratusan hasil kerajinan tangan dan senjata tajam khas masyaraat Toraja juga dijajakan di sekitar lokasi wisata Kete Kesu.
Saat luwuraya.com berkunjung ke lokasi wisata yang berjarak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Rantepao, beberapa turis asing yang mengaku berasal dari Jerman tengah menikmati suasana pekuburan purbakala yang konon kabarnya tidak terdapat di daerah lain.
Jika beruntung, maka wisatawan juga dapat menyaksikan Pesta Rambu Solo seperti halnya yang dialami puluhan turis asal Jerman tersebut. Saat berkunjung ke Kete Kesu, keluarga besar enam Tongkonan yang berada di Kete Kesu menggelar Pesta Adat Rambu Solo atau Pesta Kematian.
Keenam besar tokokonan yang menggelar Rambu Solo yaitu Tongkonan Bamba, Tongkonan To' Sendana, Tongkonan Kesu’, Tongkonan Tonga, Tongkonan Rura’ Lompo, dan Tongkonan Borong.
Seperti sudah menjadi tradisi, Pesta Rambu Solo kerap diadakan pada bulan November hingga akhir Desember. Selain turis mancenagara, puluhan wisatawan domestic dan pejabat Pemerintah Provinsi Sulsel yang kebetulan berada di Toraja untuk menghadiri puncak Perayaan Lovely December, juga terlihat asyik menyaksikan pesta adat ‘tertinggi’ masyarakat Toraja tersebut.
"Terus terang, saya baru pertama kali menyaksikan pekuburan purbakala seperti di Kete Kesu,” kata salah seorang pejabat Pemprov Sulsel yang berkunjung ke Kete Kesu bersama beberapa rekannya.
Antonius, salah seorang wisatawan lokal menyatakan obyek wisata Kete Kesu seharusnya mendapat perhatian dan sentuhan khusus dari pemerintah agar obyek wisata ini terpelihara sehingga semakin ramai di kunjungi wisatawan. 
“Jika memang memungkinkan, dibangun prasarana atau obyek wisata lain sebagai penunjang sehingga wisatawan yang berkunjung ke sini (Kete Kesu?) tidak merasa bosan,” katanya.
Sebagai salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, keberadaan Kete Kesu memberi kontribusi cukup besar bagi daerah ini. Yusuf Tangke, pengelolah Kete Kesu menyatakan, omzet yang didapat dari retribusi pengunjung bisa mencapai puluhan juta per bulan.

Komentar