Kata “Luwu” masih banyak yang memberikan
penafsiran yang berbeda satu dengan yang lain, ada yang mengartikan
berasal dari kata ULO atau berarti “diulurkan” maksudnya payung atau
raja dan perangkatnya yang pertama di ulurkan atau diturunkan dari
kayangan ( Botting Langi ).Akan tetapi bagi orang Wotu kata “LUWU’’
berasal dari kata “LUO” yang berarti sangat luas. Luwu dari zaman dahulu
kala kendati masih dalam indikatif menampak diri sebagai sebuah negara,
walaupun kenyataannya Luwu belumlah nampak eksis sebagai sebuah tipe
“negara” setingkat kedatuan ( Kingdom), namun kenyataannya
tradisi-tradisi oral sedemikian kuat pada kelompok-kelompok masyarakat
yang berkaitan dengan konsep kepemimpinan traditional seperti Macoa di
Wotu dan Makole di Baebunta. Tradisi-tradisi kepemimpinan tradisional
ini dapat memberikan kepada kita ide untuk menganggapnya sebagai sebuah
indikator keberadaan elit-elit politik setingkat chiefdom, kepala-kepala
suku domain atau beberapa unit pemukiman yang tunduk dibawah seorang
raja yang biasa bergelar Payung atau Datu di Ware (Mappasanda dan
Hafid,1992/3:25-26) Wotu sebagai sebuah Masyarakat adat,memiliki
struktur pemerintahan sendiri yang pembagian tugasnya sedemikian maju.
Kata Wotu berasal dari kata Fotu atau rumpun keluarga dan terjemahan
lain yaitu Ibu Kota tercinta. Wotu dalam berkomunikasi memiliki bahasa
tersendiri dalam suatu rumpun bahasa Kaili,Buton dan Selayar. Orang Wotu
dahulu meyebut dirinya sebagai Suku luwu, dan kadang juga menyebut
dirinya sebagi suku Wotu, orang Wotu bukan bahagian dari suku Bugis
tetapi dia berdiri sendiri. Dalam menjalankan pemerintahan adat di Wotu
dipimpin oleh seorang Macoa yang bergelar Macoa Bawalipu. Secara singkat
dapat digambarkan sebagai berikut:
- 1. MACOA BAWALIPU, Adalah gelar yang diberikan kepada pimpinan pemangku adat di Wotu sebagai Macoa.
2. MACOA BENTUA, menangani urusan dalam negeri pada umumnya.
3. MACOA MINCARA OGE,mengurusi masalah ekonomi,
4. MACOA PALEMBA OGE,mengurusi antara lain bidang pertahanan dan
Luar negeri/hadat.
5. ORAGI BAWALIPU,mengurusi antara lain, urusan rumah tangga adat.
6. ORAGI DATU,mengurusi antara lain keperluan datu Luwu bila yang mulia hadir dalam rapat hadat.
7. ORAGI ALA,mengurusi antara lain antara lain,bidang kehutanan pertanian dan kelautan.
8. ANRE GURU ILITAU, mengurusi antara lain bidang kepemudaan,seni dan olah raga.
9. ANRE GURU TO MENGKENI, mengurusi antara lain antara lain mantan pejabat-pejabat adat yang berhenti secara terhormat.
10. ANRE GURU PAWAWA, mengurusi urusan bidang keagamaan dan sosial budaya.
11. ANRE GURU LARA, mengurusi urusan antara lain urusan rumah tangga adat khususnya bila ada pertemuan adat.
12. ANRE GURU NANRA. Mengurusi antara lain bidang kesetaraan gender.
13. ANRE GURU TOMADAPPE, mengurusi antara lain para pendatang dan transmigrasi.
14. ANGKURU , yaitu mengurusi antara lain urusan pretokol.
15. PARAMATA LEWONU. Utusan khusus Macoa Bawalipu ,untuk mengurusi urusan Wotu sampai Minna.
16. PARAMATA ROMPO.Utusan khusus Macoa Bawalipu, untuk mengurusi urusan Wotu sampai dengan Bada’.
17. TANGGI. Pesuruh atau hubungan masyarakat.
Dalam silsilah orang Wotu dan terpelihara
dengan baik, bahwa Macoa Bawalipu yang bertama bernama Bau Jala
memiliki tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Bau Leko di
Palu, Bau Kuna di Buton sdan Bau Cina di Palopo. Secara khusus Bahasa
Wotu, Kaili dan Buton sekitar 70% hampir sama, walaupun ketiga daerah
ini berjarak ribuan kilometer. Sebagai penutup semoga tulisan singkat
ini punya arti, ka-rena tanah air kita bila benar, akan selalu dijaga kebenarannya, dan bila salah akan di buat menjadi benar.
Komentar
Posting Komentar